PUZZLE
“PUZZLE SEJARAH KREATIF PRESTASI MELEJIT”
Permainan Puzzle kronologi sejarah masa awal kemerdekaan Indonesia berkelompok terfokus agar peserta didik tertarik dengan pembelajarannya, tidak menjemukan dan guru bisa menyampaikan materi dengan efektif.
Dasar alasan penggunaan puzzle karena penulis merasakan kesulitan menyampaikan materi sejarah dengan menyenangkan dan mudah diterima peserta didik semuanya. Dari alasan tersebut dibuatlah kronologi sejarah yang menggambarkan peristiwa sebelum atau persiapan kemerdekaan sampai setelah kemerdekaan, kemudian dipotong menjadi beberapa bagian secara acak. Peserta didik diharapkan bisa mengurutkan kembali sesuai dengan kronologi sejarah yang benar. Dalam pengurutannya Peserta didik berkelompok berdiskusi dengan acuan atau dasar materi dari buku paket yang telah di miliki oleh seluruh peserta didik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan melalui permainan Puzzle kronologi sejarah dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam pembelajaran IPS Sejarah kelas 9 di SMP Negeri 4 Kota Magelang.
Komentar
Memasang puzzle sangat lah mudah
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
RECRUITMENT PENGURUS OSIS PERIODE 2023/2024
Let’s Join ….!!! Ayo gabung bersama kami ….!!! Dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai demokrasi di sekolah serta meningkatkan bakat dan minat anak dalam mela
HUT KE-43 SMP N 4 MAGELANG
Dalam rangka memeriahkan HUT ke-43 SMP Negeri 4 Magelang akan mengadakan lomba video kreasi yang dapat diikuti oleh peserta didik kelas 6 dari semua daerah dengan total hadiah mencapa
SEKILAS PANDANG TENTANG PEMILIHAN KETUA DAN PENGURUS OSIS PERIODE 2020/2021
Dalam sebuah negara demokrasi seperti Indonesia, tentu saja tidak asing jika sering terdengar di telinga kita tentang kata Pemilu. Pemilu merupakan salah satu pilar utama dari pr
PENINGGALAN SEJARAH
ASET PENINGGALAN SEJARAH DI KOTA MAGELANGUNTUK PEMBELAJARAN SISWA MASA KINI Ada banyak peninggalan sejarah atau Kolonialisme yang terdapat di kota Magelang yang belum disadari ole
SEKOLAH “NDORO” (PRIYAYI)
SEKOLAH “NDORO” (PRIYAYI) Pada awal 1950, ketika Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia, 90 persen rakyat masih buta huruf (BH). Karenanya, di kampung-kampung melal
Pazzel sejarah